TEBO – Harga jual komoditas karet di Kabupaten Tebo kian merosot. Hal tersebut berdampak pada perekonomian kelompok petani yang kian terpuruk. Harga jual di Kabupaten Tebo, misalnya Rp9.100 per kilogram turun menjadi Rp8.100 per kilogram.
Sementara pada beberapa bulan yang sebelumnya Rp10.100 per kilogram turun menjadi Rp9.050 per kilogram. “Harga karet saat ini Rp8.100 per Kilogram, tidak naik-naik malah semakin turun. Sedangkan harga pupuk dan sembako naik terus,” cetus Harun (40), warga Desa Jati Belarik, Jum’at (24/02/2023).
Menurut Harun, harga karet dalam beberapa bulan terakhir tidak kunjung mengalami kenaikan. Gairah petani karet melesuh.
“Untuk harga karet Mingguan Rp8.100 per kg, sedangkan harga karet bulanan Rp10.050 per kg. Kalau sebelumnya harga karet Mingguan pernah di atas Rp10 ribu per kg. Belum lagi harga pupuk Herbisida Rp135 ribu per liter, jika merk lain harganya paling murah Rp95 ribu per liter,” keluhnya.
“Pada masa Pak SBY petani karet cukup bergairah. Harga karet sempat menembus Rp20 ribu per kg. Kami berharap harga karet ke depan bisa di atas Rp10 per kilogramnya,” harapnya.
“Saya ada kebun karet 2,5 hektar, namun diupahkan dengan sistem bagi hasil 50:50. Sebulan hasilnya 2,5 kwintal, kalau dijual dapat Rp2.750.000 biaya produksi Rp500 ribu per hektar total Rp1,5 juta. Jika penghasilan dikurang produksi hanya menerima sekitar Rp1.250.000. Ini dibagi dua dengan penyadap, jadi kita hanya menerima Rp625 ribu per bulan. Jadi tidak sesuai lagi,”
(Salpandri/Andrey)