Diduga, Banyak Mobil Dinas Pemkab Tebo Pakai Plat Hitam Bodong Berkas Lengkap, Afriansyah Sah Daftar Ke Partai Gerindra Tebo Pegiat Antikorupsi Jambi Menggelar Aksi Unjuk Rasa Di Depan Kantor Kejaksaan Negeri Tebo Kapolres Tebo Pimpin Upacara Korp Raport Kenaikan Pangkat Pengabdian TMT Mei 2024 PEMERHATI POLITIK GAMAN SAKTI, KEHADIRAN AFRIANSYAH BERIKAN BABAK BARU BURSA CAKADA TEBO

Home / Berita / Sastra

Senin, 19 Februari 2024 - 22:36 WIB

Maqom Bukit Keramat

Maqom Bukit Keramat

Oleh Alhendra Dy

(Puisi akhir untuk istriku)

 

Sudahlah !

Tak perlu lagi engkau bacakan puisi kusam ini.

Tiada siapa yang akan mendengarkannya,

tak kan ada,

bahkan engkau sendiripun tak suka !

Selipkan saja di kain kafanku,

untuk bekalku menghadapNya.

 

Sudahlah !!

Hentikan,

sebelum semua orang memaki

satu satu meludahi nurani,

yang pernah buta padahal tak buta,

cacat.

 

Remas kuat kertas ini,

dengan keangkuhan dendam

lemparkan ke langit Tuhan

agar burai di bintang

jadi saksi nyata .

 

Sudahlah !!!

Cukup,

sumbat saja mulut manismu itu dengan doa paling khusuk,

semogalah Tuhan luluh memutiklah sesal

lantas menggantikannya dengan kelopak kembang tujuh warna

pengharum kamar pengantin.

 

Dan puisi ini

bukankah telah lama memuisi di tanah bukit keramat,

yang juga pernah hanyut di keruhnya batang merangin,

jauh sebelum jembatan gantung di buang

aku ada di bawahnya merancang sketsa,

mengurai rasa,

menganak kata.

 

Dan puisi ini tertuang

di sepanjang batang hari,

menghilir ketika kehilir,

mudik ketika balik.

 

Dan puisi ini terjejak

di panasnya aspal lintas,

memburu antara

rindu yang rimbun

dan kilometer yang panjang melelahkan.

 

Dan puisi ini

kerap jadi nyanyian derit ranjang,

entah malam entah siang,

entah nafsih entah nafsu,

entah marah entah rindu,

hanya hati lugu patut menjawab karena ini tabu.

BACA JUGA :  Kamtibmas Aman Selama Konser: Polres Tebo Kerahkan 212 Personel Pengamanan

 

Dan puisi ini adalah erang darah daging,

airmatanya kekal

akhirnya beku mengkristal,

tak sanggup lagi berkata kata.

Asbab cinta yang meraja,

merajah.

 

Dan puisi ini lahir dari jalan setapak broni,

dalam bujukan bohemian dan lukisan hitam putih yang memanggil.

Ahh… agustus itulah awalnya.

 

Dan puisi ini menghantarkan kita ke hadapan illah,

berjabat erat membaca lafaz Tuhan bersumpah,

begitu khidmad menjatuhkan haru,

yang ternyata bisa lusuh,

merancukan mana janji mana mangkir.

 

Dan puisi ini pun tamat,

sobeklah jadikan serpihan kecil tanpa bekas tak bersisa,

agar tak ada lagi sesuatu apa yang masih menjadikannya saksi.

Taburkan di pusara kasih,

biarkanlah angin menyapunya,

membuyarkannya,

mennerbangkannya

jauh-jauh,

entah angin surga,

entah angin neraka

pintlah angin surga,

Bukankah pernah ku rampungkan mahar untuk bidadari ?

Yang lahir dari rahim cinta ?

 

Sudahlah…

Bila tak kuat pulanglah,

katup pintu hati rapat-rapat,

jangan pernah lagi membiarkan angin nakal mengusik.

Tamatkanlah,

Kelak aku akan bacakan di hadapan kalian

istri-istriku,

anak-anakku,

nafas ku.

Pertanggung jawaban yang memberatkan,

dari seorang lelaki hina,

kalifah yang kalah.

 

Bangko-Jambi, 16-24

 

BIODATA PENYAIR :

 

Alhendra Dy, adalah Pelukis dan Penyair dari Bukit Keramat, Bangko-Jambi. Lahir di Jambi 20 Agustus. Sejak tahun 1988 telah menyerahkan hidupnya di dunia seni, khususnya seni rupa dan puisi. Selain pengasuh dan pemilik sanggar seni Rumah Kreativ Merangin sering juga ikut serta dalam pameran lukisan, baik skala nasional maupun internasional. Dari karya puisinya ada terangkum dalam antologi bersama dan tunggal. Pendaras Risau (Kumpulan puisi 13 penyair Jambi), Senandung Alam

BACA JUGA :  Pj. Bupati Aspan Merotasi Eselon III

(Kumpulan puisi )Jogjakarta, Ije Jela

(Tifa Nusantara 3), Memo Anti Teroris

(250 penyair Indonesia), Pasie Karam

(Temu penyair Nusantara), Arus puisi sungai (Kumpulan puisi), Lacak Kenduri (Antologi Penyair Merangin), Aceh 5:03 6.4 SR (Antologi puisi gempa pidie jaya), Aku dan Tulisanku,Tadarus Puisi ( kumpulan penyair Indonesia Moderen 2017), Siginjai Kata-Kata 43 Penyair Jambi oleh DKJ & DKM, Mblekethek Puisi Penyair Indonesia oleh Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia , Perjalanan Merdeka ( antologi puisi internasional 2020 ), Sapardi Dalam Kenangan oleh Halaman Yuan Publishing 2020, Puisi Sampah Penyair Indonesia oleh Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia, Antologi Bersama oleh LKSN ” Hijrah ” tahun 2021, Antologi bersama Jejak Waktu tahun 2022, 100 Chairil Anwar Masa Kini 2022, sedang Antologi tunggalnya berjudul ‘ Kesaksian Bukit Keramat ‘, terbit 2016 dan Jerat Zikir 2022. Ikut meramaikan kolom puisi di majalah digital ELIPSIS, juga di media cetak maupun media cyber lainnya, serta sering di undang manggung baca puisi.

 

Alamat : Jl. P.Tumenggung. Bukit Keramat. Bangko-Merangin-Jambi

HP : 081272172802

WA : 088276305361

Email : alhendra774@gmail.com

Share :

Baca Juga

Berita

Pengungkapan Dugaan TP Penambangan Emas Tanpa Izin di Sungai Rotan

Berita

LPJ PJ Bupati Tebo triwulan ke-3 Di inspektorat jenderal Kemendagri

Berita

Giat Ops ketupat 2024 Polres Tebo dalam rangka kunker Tim Supervisi Roops Polda Jambi

Berita

Hasil Rekapitulasi Penghitungan Suara KPU Kabupaten Muaro Jambi, Terpantau 3 Partai Berebut Pimpinan

Berita

Kapolres Tebo AKBP I Wayan Arta Ariawan Gelar Jumat Curhat di Ponpes Tahfidzul Qur’an Al Azizy

Berita

DEBT COLECTOR TIDAK BERHAK EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA

Berita

Hasil Donor Darah Hari Bhayangkara Ke-77 Polres Merangin Diserahkan ke PMI

Berita

Peringati Hari Sumpah Pemuda ke 95 Wakapolres Tebo Pimpin Upacara di Lapangan Hitam Polres Tebo