Mantra lama kurapal tak mampu lagi menggetarkan arasy
Alunan syair ke siar tak jua sanggup menuntun pulang,
Kembali ke lorong sempit
Jalan yang pernah kita telusuri,
di lalui ada dan tiada airmata.
Memasuki rumah hati
Kampung diri.
Doa mentah,
kembali ke bismillah
Tak jua ada tuah
Hampa.
Tuhan maha bijak,
Bukankah kuasa memutar takdir merobah kisah ?
Benar !
Namun mulut berkata karena hati,
Tak kan di pandang kemunafikan jadi
pasrah, tawakallah.
Sebab,
Di setiap kejadian ada proses,
Ada perantara,
Ada asbab,
Pertanggungan,
Jawablah.
Tidak semudah membalikan talapak tangan, memutar balikan naskah.
Semua sudah ada,
Tak bisa berlari, meski kecemasan sekencang cahaya,
Tak mungkin sembunyi dari kehendak, walau di sesulitnya persembunyian.
Sanggup telan
Tak sanggup,
Mati.
BANGKO JAMBI, 1623