JAMBI – Kerusakan fender jembatan Tembesi, Batanghari pasca ditabrak tongkang batu bara pada akhir Januari lalu masih terus jadi sorotan hingga kini. Belakangan media massa dihebohkan dengan isi pengelolaan dana milliaran rupiah yang bersumber dari iuran anggota PPTB dengan klaim guna memperbaiki jembatan.
Namun hinggga kini informasi dihimpun bahwa perbaikan jembatan masih belum terealisasi sepenuhnya. Soal ini Wakil Ketua PPTB, Sapuan Ansori mengklaim bahwa PPTB sudah mulai melakukan perbaikan pada fender jembatan tembesi. Pihaknya pun memprediksi bahwa seluruh perbaikan terkait fender bakal selesai dalam waktu 2 bulan ini.
“Hari ini mulai jalan, crane sudah naik ke tongkang. Mungkin 2 bulan ke depan baru siap. Itu perjanjian kita dengan BPJN,” kata Sapuan Ansori pada Rabu, 5 Maret 2025.
Menurut Wakil Ketua PPTB tersebut, perbaikan fender jembatan sepenuhnya ditanggung oleh PPTB lewat iuran dari anggotanya. Hal ini merupakan kesepakatan bersama antar anggota PPTB dan tindak lanjut atas tuntutan pemerintah daerah untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak imbas operasional tongkang batu bara.
Pengusaha batu bara yang kini juga duduk sebagai anggota DPRD Provinsi Jambi tersebut pun turut berkomentar atas pihak-pihak yang mempertanyakan pengelolaan anggaran milliaran rupiah secara mandiri oleh PPTB tersebut. Dia lagi-lagi menekankan bahwa iuran tersebut adalah kesepakatan anggota yang diperuntukkan bagi kelancaran transportasi batu bara lewat sungai.
“Jadi penggunaan dana (iuran) itu kami kan kesepakatan seluruh anggota. Duit ini bukan uang pemerintah dan bukan dana CSR. Ini iuran pengusaha kepada organisasi. Pemerintah membuat regulasi. Kito menjalankan regulasi yang dibuat pemerintah. Seperti di situ kita harus menyiapkan asis, kita sewa tugboat kita bayar. Sudah itu ada kecelakaan kita ganti,” katanya.
Diainggung soal carut marut transportasi batu bara di Jambi, Sapuan Ansori menekankan bahwa di balik itu semua terdapat banyak kalangan masyatakat kecil yang hidup dari keberadaan bisnis batu bara Jambi. Selain itu ia juga menyinggung soal sumbangsih besar sektor batu bara terhadap perekonomian secara nasional.
Sebab menurut dia, kalau dihitung dari PPN dan PNBP hampir Rp 20 triiun lebih duit dari sektor baru bara yang mengalir ke pundi-pundi negara per tahunnya.
“Untuk NKRI ya, kalau untuk Jambi tergantung pemerintah pusat. Karna dananya masuk ke pemerintah pusat. Seharusnya kita minta perhatian kepada pemerintah atas investasi yang sudah kita jalankan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas ESDM Provinsi Jambi Tandri Adi Negara disinggung soal iuran berjumlah milliaran rupiah dari anggota yang dikelola secara mandiri oleh PPTB, tak banyak berkomentar.
“Nggak dapat info. Sepertinya pemprov tidak pernah melakukan pembahasan terkait iuran,” katanya.
Asisten II Setda Provinsi Jambi sekaligus Waka Satgaswasgakum Johansyah disinggung perihal yang sama dan lambannya perbaikan jembatan tembesi. Menekankan bahwa terkait iuran murni internal PPTB.
“Itu internal PPTB. Pemprov tidak ikut. Kalau perbaikannya lambat, itu kan semua berproses. Yang pasti kita dorong upaya perbaikan segera dilakukan,” katanya.***