JAMBI – Rencana Gubernur Jambi Al Haris untuk maju sebagai calon Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Jambi menuai kritik tajam dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Jambi, Bungatan, SE, ME, yang menilai langkah tersebut tidak bijak dan berpotensi memunculkan konflik kepentingan.
Dalam pernyataannya kepada media pada Sabtu (14/6/2025), Bungatan menilai bahwa seorang gubernur seharusnya fokus menyelesaikan permasalahan krusial di daerah ketimbang ikut campur dalam urusan KONI. “Gubernur Al Haris lebih baik fokus mengurus Provinsi Jambi yang masih banyak ketertinggalan. Terlalu rendah level seorang gubernur kalau jabatan Ketua KONI juga ingin diemban,” ungkap Bungatan.
Ia menyebut, selama enam tahun menjabat, masih banyak persoalan mendasar yang belum terselesaikan, mulai dari infrastruktur rusak di berbagai daerah, tingginya angka pengangguran, hingga kualitas pendidikan dan kesehatan yang tertinggal dibanding provinsi lain. Bungatan menilai kondisi tersebut memperlihatkan lemahnya kinerja pemerintah daerah.
Tak hanya itu, Bungatan juga menyoroti peran perusahaan-perusahaan besar, seperti pertambangan batu bara dan PetroChina, yang dinilai belum memberikan dampak positif signifikan bagi masyarakat Jambi. “Perusahaan-perusahaan besar yang mengeruk sumber daya alam Jambi belum tampak kontribusinya untuk kesejahteraan rakyat,” tegasnya.
Ia juga mengkritisi tidak adanya program hilirisasi yang strategis, serta proyek-proyek pembangunan yang dianggap tidak tepat sasaran dan justru membuka peluang terjadinya korupsi. Menurutnya, dalam enam tahun terakhir, seharusnya sudah terlihat banyak kemajuan. “Kalau terus seperti ini, Jambi bisa terancam bangkrut,” ujarnya lantang.
Bungatan menambahkan bahwa defisit anggaran yang terus meningkat hampir setiap tahun menunjukkan tidak adanya inovasi atau terobosan dalam pengelolaan keuangan daerah. Ia menyayangkan ketergantungan pembangunan Jambi pada dana transfer pusat tanpa penguatan kemandirian fiskal.
“Setiap kali membuka media sosial, yang muncul adalah kritik rakyat terhadap kegagalan pemerintah. Gubernur Al Haris lahir dari keluarga sederhana, seharusnya lebih peka terhadap penderitaan rakyatnya,” pungkas Bungatan dengan nada kecewa.***