Jasad di Bawah Payung Hitam
Oleh Alhendra dy
Sebentar lagi kerenda mengusung jasadmu
Liang kubur yang beberapa waktu lalu susah payah ku gali
Aku cangkul sendiri dengan tangan-tangan rapuh ini
Batu nisan aku sendiri juga yang memahatnya
Ku ukir nama sambil mengukur embel-embelnya.
Kembang kamboja merah jambu ku punguti dari wajah-wajah kekasih yang luka
Kini mulai menghitam melayu pilu.
Air putih di dalam botol aqua
Dan matahari yang memanggang dada menanak dendam,
Luka menganga.
Malaikat berebut memburu jasadmu Saling geram menerkam
Sedang seraut pilu wajah bidadari diam tersudut memeluk mahar lusuh
Yang aku hantarkan semusim lalu,
Pada pesta tabu.
Aku merunduk terdiam
Lafaz doa terasa semakin berat dan dalam.
Airmata yang mengkristal,
Serta ketakutan yang memuncak.
Hitunglah Tuhan,
Timbanglah dengan kecurangan
Bebankan kepadaku semuanya
Tanpa sisa
Tak bersisa.
Biarlah aku yang menikmatinya,
Bukankah aku yang meminta?