Dekan FEBI IAI Tebo Isi Materi PBAK 2025 Pemkab Tebo Luncurkan Semangka Tebo dan Lentera Desa, Perusahaan Salurkan CSR untuk Pekerja Rentan Dukung Program Semangka, Perumda Tirta Muaro Komitmen Sejahterakan Pekerja Mahasiswa Kukerta dan Ibu PKK Desa Mengupeh Tanam 60 Jenis Tanaman Herbal di Depan Kantor Desa IAI Tebo Siap Gelar PBAK 2025/2026, Usung Tema Cerdas dan Madani Berlandaskan Iman

Home / OPINI

Rabu, 11 Desember 2024 - 18:00 WIB

Indochina: Kawasan Strategis yang Menghadapi Dinamika Globalisasi

Oleh : Muhammad Farhandani Raendra dan Fatonah, S.S., S.I.Kom

 Kawasan Indochina, yang terdiri dari Vietnam, Laos, Kamboja, Thailand, dan Myanmar, memiliki posisi strategis di Asia Tenggara. Kawasan ini berpotensi menjadi pusat ekonomi dan diplomasi regional karena kekayaan budaya, sumber daya alam, dan lokasi geografisnya yang ideal. Namun, gelombang globalisasi menghadirkan tantangan signifikan bagi stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di wilayah tersebut.

Misalnya, kebijakan reformasi ekonomi agresif Vietnam telah menarik investor dari seluruh dunia. Perkembangannya yang cepat menjadi inspirasi bagi negara-negara tetangga. Sebaliknya, krisis politik dan pelanggaran hak asasi manusia yang terus-menerus menjadi masalah besar bagi Myanmar. Hal ini memengaruhi gambaran umum tentang wilayah Indochina.

BACA JUGA :  Wakil Bupati Tebo Nazar Efendi dan Ketua Penggerak PKK Kabupaten Tebo Nurchasanah Hadiri Buka Bersama HIMPAUDI

Kamboja dan Laos memiliki daya tarik khusus dalam hal pariwisata. dengan tempat-tempat kuno seperti Angkor Wat dan Luang Prabang. Namun, upaya mereka untuk diversifikasi ekonomi dihambat oleh pengelolaan yang kurang efektif dan ketergantungan pada pendapatan wisata. Selain itu, konflik antarnegara di wilayah ini dipicu oleh masalah lingkungan seperti eksploitasi hutan dan pembangunan bendungan di Sungai Mekong.

Sangat penting untuk membangun kerja sama regional yang lebih erat melalui platform seperti ASEAN untuk menghadapi masalah ini. Indochina harus mengambil pendekatan yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan sambil mempertahankan hubungan yang baik dengan negara-negara besar seperti Cina dan AS. Meskipun globalisasi menawarkan banyak peluang, tanpa kebijakan yang cermat, wilayah ini dapat menjadi korban ketidakseimbangan ekonomi dan konflik geopolitik.

BACA JUGA :  Aspan Hattrick, balas pukulan ARB tapi Yopi Muthalib yang "Tekangkang"

Indochina membutuhkan visi yang jelas untuk masa depan yang inklusif dan berkelanjutan karena negara itu memiliki sejarah panjang dan potensi besar. Kawasan ini tidak akan dapat bersaing di panggung global tanpa kehilangan identitasnya jika tidak ada kerja sama regional yang solid.

*Penulis Muhammad Farhandani Raendra adalah seorang Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Jambi dan Fatonah, S.S., S.I.Kom adalah Dosen Ilmu Sejarah Universitas Jambi

Share :

Baca Juga

OPINI

BATANG HARI AIRNYA GARANG: Meluap Lagi, Tak Kenal Musim

OPINI

Presiden HIMSAK Tantang Cakada Kedepankan Politik Gagasan di Kerinci dan Sungai Penuh

OPINI

HMI Komisariat (P) Kehutanan menanggapi cuaca ekstrim di Provinsi Jambi

OPINI

Transformasi ekonomi Thailand : Dampaknya terhadap kerja sama regional di Indo-China

OPINI

Pasangan AZFAR Pilihan Paling Logis Anak Muda Sungai Penuh

OPINI

Omnibus Law: Menyederhanakan Regulasi, Mendekatkan Pemerintah pada Masyarakat

OPINI

Koalisi Di Atas Kertas, Manuver di Bawah Meja: Drama Syarif Fasha Ketua DPW Nasdem Jambi

OPINI

**Romi Hariyanto, Sang Nahkoda Tegar di Tengah Badai Politik Jambi**